Telset.id – Bayangkan jika kacamata biasa tiba-tiba bisa menampilkan pesan teks, arahan navigasi, bahkan panggilan video langsung di lensa Anda. Itulah yang ditawarkan Meta Ray-Ban Display, kacamata pintar pertama Meta dengan layar built-in yang baru saja diumumkan di Connect 2025. Dengan harga $799, perangkat ini siap mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia digital.
Setelah berbulan-bulan beredarnya rumor, akhirnya Meta membuktikan bahwa mereka serius memasuki arena augmented reality. Kacamata ini tidak hanya sekadar aksesori fashion, tetapi sebuah perangkat komputasi yang dikenakan di wajah. Bagaimana performanya? Mari kita selidiki lebih dalam.
Meta Ray-Ban Display akan tersedia secara terbatas di toko-toko fisik di Amerika Serikat mulai 30 September. Retailer yang dipilih termasuk Best Buy, LensCrafters, Ray-Ban, dan Verizon. Untuk pasar internasional seperti Kanada, Prancis, Italia, dan Inggris Raya, produk ini baru akan meluncur pada awal 2026. Ekspansi bertahap ini menunjukkan strategi Meta yang berhati-hati dalam memasuki pasar global.
Fitur utama yang membedakan Ray-Ban Display dari pendahulunya adalah adanya heads-up display (HUD) transparan. Layar ini memungkinkan pengguna melihat dan membalas chat teks, prompt AI, arahan navigasi, dan panggilan video tanpa harus mengeluarkan smartphone. Interaksi dengan HUD dilakukan melalui gestur tangan, termasuk gerakan mengusap jari untuk mengetik balasan chat.
Yang menarik, setiap pasang kacamata dilengkapi dengan gelang khusus bernama Meta Neural Band. Gelang EMG (electromyography) ini mendeteksi sinyal saraf dari gerakan tangan pengguna, memungkinkan kontrol yang lebih presisi terhadap antarmuka kacamata. Tanpa gelang ini, interaksi dengan HUD tidak akan mungkin dilakukan.
Demo Langsung: Sukses dan Gagal
Presentasi di Meta Connect 2025 memberikan gambaran nyata tentang kemampuan kacamata ini. Sayangnya, demo langsung tidak berjalan mulus – kacamata gagal menerima panggilan telepon saat diperagakan. Namun, Mark Zuckerberg berhasil menunjukkan fitur-fitur lain dengan impresif. CEO Meta itu membuka Spotify dan memutar lagu, mengambil dan melihat foto, serta mendemonstrasikan fitur subtitle real-time yang terlihat sangat berguna.
HUD pada Ray-Ban Display mendukung Meta AI dengan visual, messaging, video calling, preview dan zoom foto, navigasi pejalan kaki turn-by-turn, live captions dan terjemahan, serta pemutaran musik. Zuckerberg bahkan membuka konferensi dengan streaming POV dari kacamata ini, menunjukkan HUD di sisi kanan yang menampilkan Spotify, pengingat kalender, chat teks, dan gambar masuk dengan opsi balasan melalui pesan dikte, emoji, atau frasa tertulis.
Spesifikasi Teknis yang Mengagumkan
Dari segi desain, kacamata dan gelang tersedia dalam dua warna (black dan sand) dan dua ukuran (standard dan large). Semua pasang dilengkapi lensa Transitions yang menyesuaikan secara otomatis dengan kondisi cahaya. Zuckerberg dengan bangga melaporkan bahwa layarnya memiliki “resolusi sangat tinggi” – full color dengan 42 piksel per derajat bidang pandang. Sebagai perbandingan, Meta Quest 3S hanya memiliki 20 piksel per derajat.
Untuk daya tahan baterai, kacamata mengklaim “enam jam untuk penggunaan campuran dan hingga 30 jam total,” sementara Meta Neural Band memiliki daya tahan 18 jam dengan rating air IPX7. Spesifikasi ini cukup menjanjikan untuk penggunaan sehari-hari.
Peluncuran Meta Ray-Ban Display tidak terjadi dalam vakum. Produk ini merupakan bagian dari lineup kacamata pintar yang diumumkan di Connect 2025, termasuk generasi kedua Ray-Ban Meta glasses (yang juga gagal dalam demo langsung kemampuan asisten AI-nya) dan Oakley Meta Vanguard yang sporty. Persaingan di pasar kacamata pintar semakin panas, terutama dengan Apple yang sedang menggarap chip baru untuk kacamata pintar dan AI.
Masa Depan yang Transparan
Keberhasilan Meta Ray-Ban Display tidak hanya tergantung pada hardware-nya yang canggih, tetapi juga pada pengembangan software dan AI yang berkelanjutan. Meta Aria Gen 2 yang baru dirilis menunjukkan komitmen perusahaan dalam riset AI, sementara pengembangan teknologi pengenalan wajah mengindikasikan arah yang mungkin diambil untuk fitur-fitur masa depan.
Dengan harga $799, Meta Ray-Ban Display memang tidak murah. Namun, untuk teknologi yang bisa mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia digital, harga tersebut mungkin sepadan. Pertanyaan besarnya: apakah konsumen siap menerima bentuk komputasi yang benar-benar baru ini? Waktu yang akan menjawabnya.
Yang pasti, dengan Ray-Ban Display, Meta telah meletakkan dasar yang kuat untuk masa depan augmented reality. Kacamata ini bukan sekadar gadget, tetapi jendela menuju dunia di mana digital dan fisik menyatu secara mulus. Dan bagi kita yang menyaksikan kelahirannya, ini hanya awal dari revolusi yang jauh lebih besar.