MENTERI Agama Republik Indonesia (Menag RI) Nasaruddin Umar hadir memberikan kuliah umum dalam rangka Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) dan Masa Ta’aruf (MASTA) di kampus Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), Kamis (18/9).
Kegiatan itu menjadi momentum penting bagi ribuan mahasiswa baru UMRI. Mereka mendapat wawasan dan inspirasi langsung dari Menag RI yang menekankan peran generasi muda dalam menjaga nilai kebangsaan, keagamaan, dan kemanusiaan.
Dalam penyampaiannya, Nasaruddin Umar mengingatkan, perguruan tinggi bukan hanya tempat menimba ilmu. Kampus juga menjadi wadah pembentukan karakter yang akan melahirkan generasi pemimpin bangsa.
“Mahasiswa harus mampu menyeimbangkan antara kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional. Dari sinilah lahir generasi yang siap memimpin bangsa,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya toleransi, moderasi beragama, dan kemampuan menghadapi tantangan era digital. Mahasiswa diminta melek teknologi, tetapi tetap berpegang pada nilai moral dan kearifan lokal.
Selain itu, ia mendorong mahasiswa aktif dalam organisasi dan kegiatan pengabdian masyarakat. Menurutnya, pengalaman di luar kelas akan melatih kepemimpinan dan membentuk kepekaan sosial sejak dini.
“Perguruan tinggi adalah ladang kaderisasi, bukan sekadar tempat mencetak sarjana,” tegasnya.
Ia berharap dari kampus UMRI lahir generasi yang mampu menghadirkan perubahan positif di tengah masyarakat.
Rektor UMRI Saidul Amin turut memberikan apresiasi atas kehadiran Menag RI. Menurutnya, kuliah umum ini memberi energi baru dan motivasi besar bagi ribuan mahasiswa baru UMRI.
Ia menegaskan, UMRI berkomitmen mencetak lulusan unggul dalam ilmu pengetahuan, berakhlak mulia, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat. Ia juga mengajak mahasiswa baru untuk aktif di kelas sekaligus berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya pintar di bidang akademik, tetapi juga terlatih dalam kepemimpinan dan memiliki semangat kebangsaan. Dengan begitu, UMRI dapat melahirkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan global, namun tetap berpijak pada nilai keislaman dan kemuhammadiyahan,” tandasnya.(H-2)
