Home / Uncategorized / Harga Xbox Naik Lagi, Gamer Indonesia Harus Siap-Siap Merana?

Harga Xbox Naik Lagi, Gamer Indonesia Harus Siap-Siap Merana?


Telset.id – Sudah siap merogoh kocek lebih dalam untuk bermain game di konsol Xbox? Microsoft baru saja mengumumkan kenaikan harga untuk seluruh lini konsol Xbox mereka, dan ini bukan kali pertama terjadi tahun ini. Dengan kenaikan minimal $50 per unit, apakah masih ada alasan untuk membeli Xbox di tengah gempuran harga yang kian tak terkendali?

Dalam pengumuman resmi di halaman dukungannya, Microsoft menyalahkan “lingkungan makroekonomi” saat ini sebagai penyebab utama kenaikan harga. Bagi yang mengikuti perkembangan teknologi, frasa ini adalah eufimisme yang cukup jelas mengarah pada kebijakan tarif impor yang diterapkan pemerintahan Trump. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel sebelumnya, kebijakan ini memang telah memukul keras industri gadget secara global.

Kenaikan harga ini efektif mulai 3 Oktober 2025. Xbox Series S dengan penyimpanan 512GB akan melonjak dari $350 menjadi $400. Sementara itu, Xbox Series X edisi digital naik dari $550 menjadi $600. Bagi yang masih menginginkan drive disk, harganya sekarang $650, naik dari $600. Bahkan edisi khusus Xbox Series X Galaxy Black dengan SSD 2TB yang sebelumnya $730 kini dibanderol $800.

Ini adalah kali kedua Xbox menaikkan harga dalam setahun terakhir. Sony pun tak ketinggalan, telah menaikkan harga PlayStation 5 pada Agustus lalu. PlayStation 5 edisi digital sekarang seharga $500, sementara PlayStation 5 Pro tanpa drive disk meminta $750 dari konsumen. Nintendo juga ikut menaikkan harga untuk konsol Switch original serta controller dan aksesori Switch 2, meski belum menyentuh konsol Switch 2 itu sendiri.

Yang menarik, Microsoft sebenarnya sudah mencoba menaikkan harga game menjadi $80 per judul. Namun, mereka akhirnya mengurungkan niat tersebut untuk rilis Outer Worlds 2, yang akan dijual seharga $70. Spekulasi beredar bahwa jumlah preorder yang mengecewakan memaksa Microsoft untuk berkompromi dengan harga yang lebih masuk akal.

Dampak Jangka Panjang bagi Industri Game

Analisis dari firma riset Ampere menunjukkan tren yang mengkhawatirkan: semakin sedikit anak muda yang membeli hardware game. Salah satu penyebab utamanya tentu saja harga konsol yang kian melambung. Meski konsol masih menghasilkan keuntungan bagi Sony dan Microsoft, total penjualan Xbox dan PS5 jauh lebih rendah dibanding generasi konsol sebelumnya.

Mat Piscatella, analis industri game, melaporkan bahwa penjualan unit hardware game telah menurun sejak 2023 ke titik terendah sejak awal pandemi covid. Situasi ini memperparah kekhawatiran bahwa industri konsol game sedang menuju titik jenuh, dimana harga menjadi penghalang utama bagi konsumen baru.

Microsoft sendiri tampaknya menyadari tantangan ini. Seperti yang kami laporkan dalam artikel tentang masa depan Xbox, perusahaan telah beralih fokus dari hardware game ke model langganan Game Pass yang sedang mengalami penurunan. Meski Microsoft berjanji memiliki konsol Xbox baru dalam pengembangan, mesin game yang lebih powerful tersebut mungkin belum akan hadir setidaknya hingga setahun mendatang.

Masa Depan Xbox di Tengah Persaingan Ketat

Dengan eksklusivitas game yang kian memudar—kebanyakan game yang dulu eksklusif Xbox sekarang juga hadir di konsol lain dan PC—alasan untuk membeli Xbox semakin sedikit. Pada peluncurannya, Xbox Series X adalah konsol yang stellar dengan harga $500. Namun, ini adalah generasi konsol pertama dalam ingatan baru-baru ini dimana harga perangkat tidak mengalami depresiasi seiring waktu.

Divisi game Microsoft saat ini mengandalkan handheld PC Asus ROG Xbox Ally untuk bertahan hingga akhir tahun. Namun, baik Asus maupun Microsoft menolak mengungkapkan berapa harga perangkat tersebut. Dengan kenaikan harga terbaru ini, masa depan ambisi hardware Microsoft tidak terlihat cerah.

Bagi gamer Indonesia, kenaikan harga ini tentu akan berdampak signifikan. Mengingat konsol Xbox harus diimpor, harga retail di tanah air kemungkinan akan mengalami kenaikan yang lebih besar lagi akibat faktor bea masuk dan fluktuasi nilai tukar rupiah. Seperti yang terjadi dalam perkembangan pasar game terkini, konsumen Indonesia mungkin harus mempertimbangkan ulang pilihan gaming mereka.

Di tengah tekanan ekonomi global dimana banyak orang khawatir tidak mampu membeli kebutuhan pokok, konsol game berusia 5 tahun dengan harga yang terus membumbung mungkin menjadi prioritas terakhir dalam daftar belanja. Pertanyaannya: sampai kapan konsumen akan terus menerima kenaikan harga tanpa mendapatkan nilai tambah yang sepadan?

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *